Cerpen Motivasi Singkat tentang Takdir - Bagaimana perasaan kita jika kita kehilangan seseorang yang sangat disayangi, seberapa hancur hati kita? Itu yang digambarkan Cerpen Akhir Sebuah Takdir berikut. Mau tahu bagaimana kisah selengkapnya bukan?
Cerpen singkat terbaru ini merupakan cerpen motivasi yang mengajarkan kita untuk tetap tabah dan sabar menerima takdir yang telah diberikan oleh sang pencipta. Kehilangan atau perpisahan bukanlah akhir dari segalanya.
Cerpen singkat terbaru ini merupakan cerpen motivasi yang mengajarkan kita untuk tetap tabah dan sabar menerima takdir yang telah diberikan oleh sang pencipta. Kehilangan atau perpisahan bukanlah akhir dari segalanya.
Seorang ibu harus terpuruk karena kematian anak kesayangannya dan seorang anak tak mampu mewujudkan cita-cita luhur nya untuk membahagiakan dan membanggakan orang tua. Itulah kisah yang akan kita baca dalam cerpen motivasi berjudul Akhir Sebuah Takdir ini.
Cerpen ini meski menarik namun alur ceritanya tidaklah rumit. Bahasa yang digunakan sederhana dan pilihan kata yang ada juga tidak membingungkan. Cerpen karya remaja berikut cocok sekali untuk dijadikan bahan belajar dan juga bahan hiburan kita semua.
Cerita pendek ini bisa kita kaitkan untuk beberapa kategori cerita yang biasa kita butuhkan. Diantara yang berhubungan dengan cerita pendek ini yaitu sebagai berikut:
- Cerpen motivasi hidup
- Cerpen motivasi kerja
- Cerpen motivasi pendidikan
- Cerpen motivasi pendek
- Cerpen motivasi remaja
- Cerpen motivasi cinta
- Cerpen motivasi belajar siswa
- Cerpen motivasi sekolah
- Cerpen motivasi sekolah
Sekarang, karena waktu kita terbatas mari kita langsung saja ke cerpen tersebut. Cerita selengkapnya untuk cerpen ini adalah sebagai berikut!
Akhir Sebuah Takdir
By: Indri Meinati
Keberhasilan adalah keinginan semua orang. Tidak ada orang yang tidak ingin berhasil. Contohnya saja seperti keberhasilan dalam menggapai cita-cita. Cita-cita membahagiakan orangtua atau pun cita-cita untuk karir sendiri. Semua itu dapat kita gapai bila kita mempunyai kemauan dan kegigihannya yang luar biasa.
Pria tampan berkulit putih, yang memiliki tubuh semampai dan hidung bak prosotan TK ini mampu mewujudkan impian dan cita-citanya. Dengan ulet dia melakukan semua usaha-usahanya. Dia pantang menyerah dan tidak pernah kenal lelah.
Pria tampan berkulit putih, yang memiliki tubuh semampai dan hidung bak prosotan TK ini mampu mewujudkan impian dan cita-citanya. Dengan ulet dia melakukan semua usaha-usahanya. Dia pantang menyerah dan tidak pernah kenal lelah.
Sebuah pohon kelapa yang berada tepat di samping rumahnya melambai-lambai seperti ingin menawarkan se-tetes air yang ia miliki. Seakan-akan tahu jika pemuda bertubuh putih semampai dan berhidung bak prosotan TK itu sedang menahan tenggorokan-nya yang kering.
Terik matahari telah membakar wajahnya, walaupun wajahnya dibanjiri air, namun air itu tidak mampu memadamkan merah api di wajahnya. Lambaian pohon kelapa pun tidak dihiraukannya. Dia tetap fokus pada miniatur yang dibuatnya. Dengan penuh hati dan hati-hati pria yang bernama Rendy itu memadukan kelihaian alat kerjanya di sebuah batu yang akan dia bentuk sebuah miniatur.
Terik matahari telah membakar wajahnya, walaupun wajahnya dibanjiri air, namun air itu tidak mampu memadamkan merah api di wajahnya. Lambaian pohon kelapa pun tidak dihiraukannya. Dia tetap fokus pada miniatur yang dibuatnya. Dengan penuh hati dan hati-hati pria yang bernama Rendy itu memadukan kelihaian alat kerjanya di sebuah batu yang akan dia bentuk sebuah miniatur.
“Jika dibuatnya sepenuh hati pasti hasilnya akan lebih dari bagus.“
Senyum kecil yang menunjukkan kepuasan menyelip di perkataannya barusan.
“Dan pasti juga itu yang diharapkan.“
“Oh Ibu… Rendy jadi malu. Sejak kapan Ibu ada di sini?“
“Sejak tetesan keringat pertama di wajahmu itu. Ini ibu bawakan minuman dingin untukmu nak.“
“Jadi dari tadi Ibu memperhatikan ku? Oh iya, makasih Bu minumannya.“
“Kalau iya kenapa? Bukanya kamu senang ibu perhatikan?“
Cukup dengan sebuah senyuman bahagia Rendy menjawab pertanyaan yang sedikit menggoda dari ibunya.
Sangat dalam perhatian yang diberikan ibunya kepada Rendy. Rendy sangat nyaman di dekat ibunya. Perlakuan ibunya yang lembut, perhatian ibunya yang luar biasa membuat hidup Rendy terasa benar-benar sempurna. Rendy bertekat akan membuat ibunya bahagia.
Ia tak rela setetes airmata pun mengalir di pipi ibunya, kecuali tetes airmata kebahagiaan atas keberhasilannya. Iya… keberhasilannya menjadi seorang seniman hebat yang terkenal dan semua orang mengakui karyanya. Sungguh cita-cita yang luar biasa.
Dukungan ibunya pun terus mengalir seperti sungai yang tak pernah kering. Saat Rendy mulai putus asa, ibunya selalu memegang tangannya agar dia tidak jatuh terpuruk. Kasihnya benar-benar seperti fajar pagi hari yang tidak pernah terlambat bersinar.
Ia tak rela setetes airmata pun mengalir di pipi ibunya, kecuali tetes airmata kebahagiaan atas keberhasilannya. Iya… keberhasilannya menjadi seorang seniman hebat yang terkenal dan semua orang mengakui karyanya. Sungguh cita-cita yang luar biasa.
Dukungan ibunya pun terus mengalir seperti sungai yang tak pernah kering. Saat Rendy mulai putus asa, ibunya selalu memegang tangannya agar dia tidak jatuh terpuruk. Kasihnya benar-benar seperti fajar pagi hari yang tidak pernah terlambat bersinar.
Namun, mungkin sekarang aliran sungai itu mulai mengering dan matahari yang bersinar terang dulu mulai redup. Yang kini tersisa hanya genangan airmata dan kenangan canda tawa.
Masih tergambar jelas tawa mereka saat bersama. Ibu Rendy hanya bisa melihat tawa dan senyum bahagia anaknya itu di sebuah miniatur Eiffel yang dibuat Rendy waktu itu. Ketika ia menyeka airmatanya hanya senyum pedih yang tergambar di wajahnya.
Masih tergambar jelas tawa mereka saat bersama. Ibu Rendy hanya bisa melihat tawa dan senyum bahagia anaknya itu di sebuah miniatur Eiffel yang dibuat Rendy waktu itu. Ketika ia menyeka airmatanya hanya senyum pedih yang tergambar di wajahnya.
“Sudahlah Bu! Buat apa sih setiap hari Ibu bersedih dan mengurung diri!”
“Saya hanya ingin menenangkan hati saya Pak.”
“Apakah belum cukup waktunya! Sudah tiga bulan Ibu seperti ini terus!”
Bentakan-bentakan keluar dari lelaki berkumis itu yang merupakan ayah kandung Rendy.
“Sudahlah Pak jangan membentak-bentak saya seperti ini, biarkan saya merenung.”
“Merenung kamu bilang?! Merenung tidak akan merubah segalanya! Yang ada kamu hanya akan memperburuk suasana!” Baca juga: cerpen nasehat singkat anak durhaka
“Memperburuk suasana bagaimana si Pak?”
Ibu Rendy tetap sabar menanggapi bentakan-bentakan dari suaminya.
“Sebaiknya kamu berhenti merenung dan mengurung diri agar suasana tidak semakin buruk! Jika kamu masih menganggap saya suamimu, turuti perintah saya!”
Nada bicara ayah Rendy mulai memelan. Dia tidak tahu kebingungan dan kekacauan yang ada di hati istrinya. Dia langsung bergegas menuju kamarnya. Dan yang dia tahu hanya kekacauan di dalam hati kecilnya yang melumpuhkan logika dan akal budinya.
oOo
Rendy adalah anak semata wayang. Orangtuanya menguliahkan dia di universitas seni yang terkenal di kotanya. Rendy sudah memasuki semester akhir. Tugas kuliah nya mengharuskan Rendy membuat sebuah karya seni yang memiliki nilai tinggi dan terbuat dari bahan baku di sekitar lingkungan. Karna kepandaiannya dalam seni Rendy dapat membuat sebuah miniatur Menara Eiffel dari sebuah batu.
Hasilnya begitu indah sehingga banyak orang yang tertarik dengan karyanya khususnya para remaja. Karna banyak yang tertarik dengan karyanya, Rendy diundang di sebuah pameran seni agar dia dapat memperlihatkan secara langsung karyanya kepada masyarakat luas.
Hasilnya begitu indah sehingga banyak orang yang tertarik dengan karyanya khususnya para remaja. Karna banyak yang tertarik dengan karyanya, Rendy diundang di sebuah pameran seni agar dia dapat memperlihatkan secara langsung karyanya kepada masyarakat luas.
Hati Rendy sangat bahagia. Dia berharap ini adalah awal dari kesuksesannya. Rendy semakin mudah menggapai semua impiannya yang sekarang sudah di depan mata. Dia bisa membahagiakan orangtuannya dan dia juga bisa mewujudkan semua cita-citanya. Kesuksesan benar-benar sudah di depan mata. Namun saat ini yang nyata di depan mata…. JEDEEERRRRR!!!!!!
Tabrakan tidak dapat dihindari. Mobil Rendy ditabrak oleh mobil pengangkut minyak. Tidak menunggu lama mobil yang dikendarai Rendy langsung meledak dan terbakar. Miniatur yang akan menghantar dia ke masa depan yang sangat ia dambakan terlempar dan hancur begitu saja. Api berkobar begitu hebat. Untung saja petugas pemadam kebakaran segera memadamkan api yang sedang mengamuk itu.
Tabrakan tidak dapat dihindari. Mobil Rendy ditabrak oleh mobil pengangkut minyak. Tidak menunggu lama mobil yang dikendarai Rendy langsung meledak dan terbakar. Miniatur yang akan menghantar dia ke masa depan yang sangat ia dambakan terlempar dan hancur begitu saja. Api berkobar begitu hebat. Untung saja petugas pemadam kebakaran segera memadamkan api yang sedang mengamuk itu.
Tidak lama kemudian mobil orangtua Rendy menyusul. Kebahagiaan tergambar jelas di mata mereka. Namun di tengah perjalanan mereka melihat kecelakaan. Mereka berhenti dan melihat korban kecelakaan tersebut.
“Kasian sekali ya Pak, mobilnyya sampai gosong hancur gini.”
“Iya Bu, semoga yang mengendarai mobil ini bisa diselamatkan.”
“Semoga seperti itu ya Pak. Ayo kita lihat korbannya.”
Saat mereka melihat korban yang sudah dikerumini warga dan akan dibawa ke rumah sakit tiba-tiba ibu Rendy terkejut lalu menjerit histeris.
“RENDY!! Pak saya salah lihat kan?? Jawab Pak!”
Ayah Rendy tidak bisa berkata apa-apa. Untuk melihat tubuh anaknya pun ia tidak sanggup. Tubuh Rendy sudah terbakar. Kulit putihnya sekarang tidak nampak. Ketampanannya sekejap sirna.
“Jangan tinggalkan ibu nak, ibu sayang sama kamu! Rendy ayo bangun!!”
Ibu Rendy terus memeluk tubuh anak semata wayangnya itu. Mendengar jeritan ibunya Rendypun membuka kelopak matanya perlahan. Matanya berbinar memandang ibunya. Tangannya sempat menghpus air mata di pipi ibunya.
“Ibu, aku yakin ini air mata kebahagiaan. Ini air mata kebahagiaan atas keberhasilanku kan Bu? Semua orang sudah mengakui karyaku Bu. Walaupun mereka belum sempat menyentuh karyaku secara langsung.”
“Iya, ibu sangat bahagia atas keberhasilanmu nak. Ibu bangga dengan mu nak.”
“Berhenti menangis Bu, terimakasih sudah menjadi terang hatiku.”
Dan GELAP!! Rendy sekarang sudah tertidur. Bahkan sudah tertidur untuk selamanya. Luapan air mata orangtuanya pun tidak dapat dibendung lagi. Mereka benar-benar merasa hancur! Sama seperti miniatur yang membawa Rendy ke pintu keberhasilan dan mungkin… pintu surga.
Kesedihan menyelimuti orang-orang terdekat Rendy. Mereka sangat merasa kehilangan. Karna bagi mereka Rendy adalah sosok yang selalu membuat kesan tersendiri untuk mereka. Untuk melepas kepergian Rendy mereka pergi ke pemakaman Rendy. Doa-doa untuk Rendy terus mengalir dari mereka.
oOo
Beberapa bulan lamanya ibu Rendy mengurung diri di kamar. Setelah mendengar bentakan dari suaminya dia mulai sadar, sebenarnya suaminya hanya tidak ingin melihatnya terus-terusan bersedih. Dia juga menyadari tidak baik jika dia terus mengurung diri seperti ini. Tidak baik jika dia menangis sepanjang hari. Dia kembali mengingat pesan terakhir dari Rendy “Berhenti menangis Bu, terimakasih sudah menjadi terang hatiku.” Akhirnya dia menghapus air mata yang selalu membasahi luka hatinya.
Keterpurukan-keterpurukan dan kesedihan-kesedihan kini sudah berlalu. Setiap bulan ibu dan ayah Rendy selalu datang ke tempat peristirahatan terakhir Rendy. Mereka selalu mendoakan yang terbaik untuk anaknya. Senyuman pun terukir kembali di wajah mereka.
Semua itu memang berlalu begitu cepat. Kepergian Rendy sempat membuat orangtuanya terpuruk beberapa waktu lamanya. Namun mereka sadar akan adanya perpisahan disetiap pertemuan. Jadi jika kamu tidak ingin ada perpisahan maka jangan pernah kamu mengharapkan adanya pertemuan. Sesungguhnya perpisahan bukanlah duka, meski harus meninggalkan luka.
oOo
Kalau ditambah dengan Cerpen Motivasi Singkat ini maka koleksi kita jadi tambah banyak. Kalau masih ada yang lain kita cari saja langsung di pencarian situs. Atau beberapa cerita pilihan sudah disiapkan di bagian bawah untuk melengkapi cerita di atas.