Ditantang Bermain PS (Play Station) - Pertama aku kenal dengan PS itu
kira - kira tahun 2010. Aku kenal PS itu karena aku di ajak adik sepupu untuk
kabur dari pesantren. Waktu itu pas bulan suci romadon jadi kegiaan pengajian
pesantren di liburkan.
Aku sama adik keponakan aku
sering sekali keluar malam, malah hampir setiap malam keluar untuk PS-an. Jadi waktu
pas di pesantren, cuman waktu mau buka puasa dan sahur doang aku berada di
pesantren.
Aku pertama suka game yang di PS
yaitu Ben10 dan sepak bola. Aku kalau main game di PS pasti gak ketinggalan
dengan sepak bola. Waktu aku pertama tau ps itu langsung bisa dan gak pake lama
untuk menghafal.
Waktu itu juga, aku pernah
bertanding dengan guru aku yang biasa ngajar di pesantren. Namun guru aku itu
bukan dari dalam pesantren namun guru dari pribumi itu sendiri yang mempunyai
bakat dalam bidang agama.
Aku bertanding dengan guru aku
permainan sepak bola dan aku dengan guru aku sudah ada perjanjian kalau aku
menang dalam pertandingan itu aku di gratisin 3 malam untuk bermain PS
sepuasnya.
Aku menyanggupi perjanjian itu,
guru aku berani denganperjanjian itu karena aku belum terlalu mahir dalam
berlain game sepak bola jadi berani menantang aku.
Namun kalau adik keponakan aku
sudah mahir dengan namanya PS karena sering main dan dia juga lebih tua dari aku
jadi sudah kenal PS sudah lama.
Pertama aku tanding dengan guru
ngaji aku, aku menggunakan formasi 532. Aku perbanyak pemain belakang biar aku
tidak kejebolan dengan waktu di percepat.
Malam itu adalah malam
keberuntunganku karena aku menang dengan skor yang menyakitkan 1-0. Aku sering
sekali ke serang terus dan aku jarang sekali menyarang daerah lawan namun karena
back aku kuat - kuat dan keeper aku handal jadi aku tidak terjebolkan
keperawanan gawang aku.
“Ha… ha… ha…!”, aku memasukan
bola ke gawang guru aku. Itu pun sebenarnya tanpa sengaja karena aku waktu itu
belum terlalu bisa kalau mengutak atik bola. Aku bisanya menggiring bola lurus
terus tanpa ngoper teman yang lain.
Aku selalu mengandalkan Ronaldo.
Ketika bola sudah nempel di kaki Ronaldo aku langsung aja giring sampai depan
dan langsung shoot tapi itu pun
sering sekali terlalu keras dan bola pun melambung tinggi ke atas mistar gawang.
Tapi pas waktu menit - menit
terakhir, aku dapat menembus keperawanan gawang guru aku dengan Ronaldo nge-shoot
dengan keras. Dapat di tangkis kipper lawan namun bola tersebut tidak tertangkap
tangan kipper melainkan berbalik dan mengenai Karim Benzema dan “GOOL GOOL GOOL…!
“Ha… ha… ha…!”, dalam hati aku
senang karena tanpa sengaja aku bisa menembus
gawang lawan dengan menyakitkan karena waktu hampir habis. Ketika peluit
sudah di tiup pertanda waktu abis aku ketawa - ketawa bersama ponakan aku.
Guruaku kecewa harus membayar PS malam
itu dan gratisin aku selama 3 malam berturut turut.
Dan gak itu juga aku dan ponakan aku
di belikan nasi bungkus dan jajanan. Setelah itu guru aku dan saudara aku
bermain dan duel. Namun ponakan aku sering kalah tapi yang bikin aku bingung
kenapa sama aku guruku kalah. “Ha… ha…”, mungkin keberuntungan bagi anak soleh
seperti aku. Dia menepati janjinya, aku di gratisin mian game 3 malam.
Dalam 3 hari 3 malam aku tidak
pulang ke pesantren melainkan tinggal di tempat guru aku karena guru aku dan
keponakan aku sudah seperti saudara jadi wajar kalau tinggal di rumah guruku.
Sudah nganngep kaya rumah sendiri
jadi setiap malam aku kerjanya cuman main game terus. Siangnya molor sampe sore
dan malamnya ngelembur dengan PS-an. Dulu biayanya murah cuman 2000 per 1 jam
dan 5000 untuk 3 jam jadi masih murah pada waktu itu.
---oOo---