Bermain Mobil Remot di Hari Pernikahan - Di suatu hari dan aku di saat merasakan sakit nya di tinggalkan dan tepat nya pada hari pengantin mba aku. Aku hanya duduk di blakang panggung, menggunakan baju pun kebesaran.
Waktu itu baju ayah aku yang aku kenakan ak pandang malu, pada saat itu aku belu merokok, dan pada saat panitia pembagian rokok datang aku pun hanya bisa diam dan berharap di kasih hanya dalam hati saja.
Aku pun di lewati begitu saja, tambah kecewa lagi. Saat itu aku tidak megang uang sedikit pun, sepeser pun . Hanya bisa mendengarkan musik orgen dan melihat biduan yang cukup menarik dan yang amat menggoda, menggenakan baju sexy dengan menyanyikan lagu pengantin baru.
Dan setelah lagu itu selesai dan aku langsung teriak request lagu pantun cinta. Dengan lirik yang di ubah “Banyak bunga di taman… cuma satu ku petik…, banyak pula biduan… cuma eneng yang cantik…” Aku dari belakang teriak, “asik…! sawer mas…!”
Cukup menghilangkan rasa sedih ku sejenak, ketika lagu tersebut sudah selesai yang membuat aku terasa agak sedih kembali ketika biduan berikutnya menyanyikan lagu Kandas.
Aku resapi lagu tersebut dan sampai setengah lagu aku langsung pergi melihat para penjual mainan anak anak. Di saat ada acara orgen pasti banyak penjual mainan anak anak, dan aku pun bertanya tanya kepada pedangang.
“Mas berapa in mas tamia…?”
“Yang mana mas, kalau yang ini siap pake cuma 15rb… tapai kalau yang rakitan ini 25rb”
Lalu aku pikir-pikir kalau tamia haya bisa di main kan di lintasan atau di sirkuit. Lalu aku melihat seorang anak kecil yang sedang asik bermain mobil remot sendiri. Tidak menggubris teman yang lain yang sedang asik bermain di sirkuit tamia yang sudah di siapkan oleh pedagang.
Aku langsung pergi dari pedagang tamia tersebut dan mendekati anak kecil yang sedang memainkan mobil remot, dan berusaha merayu untuk agar aku bisa maenan tapi tidak perlu mengeluarkan dana, “asek…!” kata aku geratisan.
Setelah aku merayu rayu dan si anak kecil itu pun tidak luluh hatinya karena sedang asyik asyik nya bermain. Ya mau di mana lagi, aku lah pergi ke dapur. Eh, tidak di sangka-sangka ibu aku memanggil aku.
“le ngene tak omongi, mamak lali mau orong tak wei duet kue nyoh ki…”
Dalam hati aku berkata “yesss…! akhirnya aku punya duit”. Aku langsung menuju ke dagangan mainan sampai lupa mengucapkan kata trima kasih pada ibu.
Sesampainya di toko mainan, aku pun langsung memilih - milih mobil dan warna. Dan aku langsung membeli mobil remot warna biru. Aku bermain di samping anak kecil tersebut.
Karena aku agak kesal terhadap anak kecil tersebut mobil remot yang aku mainkan aku tubur-tumburkan ke mobil anak kecil tadi, Bermain Mobil Remot di Hari Pernikahan. Aku tertawa terbahak – bahak, tak pandang malu bahwa aku sudah besar masih bermain mobil remot.
Terus dan terus mobil aku tabrak-tabrakkan ke mobil anak kecil tersebut hingga muka anak kecil tersebut mulai memerah. Mungkin mulai tampak marah dan tetapi aku ledek dan gak taunya dia nagis dan lari kebelakang lalu aku kabur.
---oOo---