Cerpen Cinta Singkat, Surat Ijin Mencinta - Masih kecil, belum cukup umur untuk berbicara masalah cinta. Perlu waktu untuk dewasa agar nanti tumbuh menjadi sang pecinta sejati yang bisa membahagiakan hidup sendiri dan pasangan.
Apa ya, tak tau lah, sebuah kisah yang mungkin bisa menjadi bahan belajar dan renungan kita semua. Kisah yang tidak di ada-adakan atau di besar-besarkan, hadir dari perjalanan yang memang semua mengalami.
Kata yang satu ini, untuk sebagian orang, memang cukup tabu, bukan tanpa alasan "cinta" menjadi sesuatu yang menghancurkan masa depan jika tidak disikapi dengan baik, apalagi untuk para remaja.
Yang akan kita baca pada kesempatan ini adalah sebuah kisah yang terinspirasi dari kisah nyata yaitu Cerpen Cinta Singkat, Surat Ijin Mencinta. Cepen cinta singkat ini berisi kisah tentang "cinta monyet" yang dialami oleh pelajar SMP.
Ceritanya cukup lucu, menggelikan namun tetap menghibur bagi kita yang membaca. Berkisah mengenai pelajar, gaya penceritaan dari cerpen ini pun sangat sederhana.
Bahasa yang ringan dan cerita yang tidak begitu kompleks menjadikan Cerpen Indonesia berjudul "Surat Ijin Mencinta" ini cocok untuk hiburan di waktu senggang. Yang berminat silahkan lanjutkan membaca ceritanya di bawah ini.
Apa ya, tak tau lah, sebuah kisah yang mungkin bisa menjadi bahan belajar dan renungan kita semua. Kisah yang tidak di ada-adakan atau di besar-besarkan, hadir dari perjalanan yang memang semua mengalami.
Kata yang satu ini, untuk sebagian orang, memang cukup tabu, bukan tanpa alasan "cinta" menjadi sesuatu yang menghancurkan masa depan jika tidak disikapi dengan baik, apalagi untuk para remaja.
Yang akan kita baca pada kesempatan ini adalah sebuah kisah yang terinspirasi dari kisah nyata yaitu Cerpen Cinta Singkat, Surat Ijin Mencinta. Cepen cinta singkat ini berisi kisah tentang "cinta monyet" yang dialami oleh pelajar SMP.
Ceritanya cukup lucu, menggelikan namun tetap menghibur bagi kita yang membaca. Berkisah mengenai pelajar, gaya penceritaan dari cerpen ini pun sangat sederhana.
Bahasa yang ringan dan cerita yang tidak begitu kompleks menjadikan Cerpen Indonesia berjudul "Surat Ijin Mencinta" ini cocok untuk hiburan di waktu senggang. Yang berminat silahkan lanjutkan membaca ceritanya di bawah ini.
Cerpen Cinta Singkat, Surat Ijin Mencinta
By: Irmajajil
"Kata mama aku belum boleh berbicara mengenai cinta-cintaan, masih terlalu kecil, tidak baik." Sebagai anak yang menurut dan baik ia selalu ingat dengan nasehat yang diberikan orang tua nya tersebut. Ya, meski mereka tak mengetahuinya namun ia membuktikan, menuruti apa yang mereka inginkan dan berusaha menjauh dan menepis rasa cinta.
Pernah suatu kali ini dilanda kegelisahan, meski tak yakin apakah itu yang dinamakan cinta namun ia selalu merasakan gelisah dan ingin bertemu dengan teman barunya tersebut. Seorang gadis pindahan yang baru masuk ke sekolahnya, berrambut panjang dikuncit dua, matanya yang tajam dan senyumnya yang sedikit benar-benar membuat hatinya berdebar kencang.
Anak lain tak tahu apa yang ia rasakan, hanya sesekali ada yang menertawakannya ketika ia harus mandi peluh ketika berhadapan dengan Nikitamili tersebut. Ya, teman baru yang selalu membuat dia grogi bernama Nikitamili.
"Aduh pikir apa diriku, kenapa aku bisa jatuh hati padanya?", suatu kali di kantin itu dia sibuk dengan lamnunannya sendiri, "disaat aku tahu semua ini, hanya sebuah angan belaka".
"Aku harus bagaimana, seandainya saja engkau tahu apa yang aku rasakan..., dan andai saja orang tuaku tahu bagaimana rasanya...", entah kepada siapa ia mencoba mengadukan rasa itu.
Makan pun tak enak
"Aku harus bagaimana, seandainya saja engkau tahu apa yang aku rasakan..., dan andai saja orang tuaku tahu bagaimana rasanya...", entah kepada siapa ia mencoba mengadukan rasa itu.
Makan pun tak enak
Belajar pun tak bisa
Andai ada rumus yang
Bisa kupecahkan seperti matematika
Kan kubuat kau jatuh cinta
Kuadrat padaku
Dan dengan fisika
Kau tlah masuk gravitasi ku
"Ini bukan salah ku bunda, aku sama sekali tak pernah berencana memiliki rasa seperti ini...!" ia berkata suatu kali saat diomeli oleh ibunda nya.
"Bunda tidak tahu seberapa menderitanya aku seperti ini, seharusnya bunda menolongku bukan memarahiku", lanjut nya sambil pergi meninggalkan ibunda nya yang tetap saja memarahi nya.
Ia benar-benar menyadari kesalahan itu, kesalahan tidak menuruti nasehat namun ia juga belum mampu mengendalikan diri, ia tak tahu bagaimana cara menekan perasaan seperti itu. Hari berganti, ia semakin larut dalam khayalan itu. Semakin lama ia semakin terbuai dengan keajaiban cinta yang sedang ia rasakan.
Saat itu ia masih di bangku sekolah, di pelajar SMP sementara Nikitamili adalah seorang pelajar SMA. Mereka bisa kenal, bisa menjadi teman karena sekolah mereka berada pada satu lokasi.
Dengan banyak ejekan dari kawan, dengan banyak cemooh dari yang lain ia terus saja berjalan dan berusaha menepikan hati tanpa harus mengingkari nasehat orang tua. Suatu kali, ia berusaha menuangkan seluruh perasaannya tersebut di secarik kertas. Sebuah kertas bertintakan biru akhirnya selesai dia tulis, seperti surat cinta.
Dear kertas,
Ku jatuh hati padanya, meski dia sma
Meski aku masih bercelana biru
Dan dia pakai rok abu-abu
Sungguh kami berbeda, aku tak menginginkannya terjadi, kita berbeda usia
Taukah engkau, meski aku tak perlu surat izin mencinta, tapi aku masih belia
Meski ku yakin bisa, bisa dapatkannya namun ini tetap menjadi sesuatu yang lucu
Meski sudah selesai namun sepertinya surat itu belum selesai, terdiri dari dua alinea, kertas itu seperti bukan untuk ditujukan untuk di kirim ke Nikitamili. Mungkin memang bukan, itu hanya bentuk dari sebuah kegelisahan yang sedang ia alami.
Tak bisa disalahkan sepenuhnya memang, meski ia juga benar-benar tak menginginkan untuk suka namun semua itu terjadi begitu saja. Dengan hati berdebar ia terus menjalani hari dengan senyuman, sepertinya ia bahagia namun terlihat begitu ceroboh.
Dengan yang dirasakan ia sekarang susah berkonsentrasi, terkadang terlalu bersemangat dan tak bisa mengendalikan diri. Waktunya belajar serius ia malah tersenyum sendiri membayangkan senyum Nikitamili yang begitu manis.
Meski sudah selesai namun sepertinya surat itu belum selesai, terdiri dari dua alinea, kertas itu seperti bukan untuk ditujukan untuk di kirim ke Nikitamili. Mungkin memang bukan, itu hanya bentuk dari sebuah kegelisahan yang sedang ia alami.
Tak bisa disalahkan sepenuhnya memang, meski ia juga benar-benar tak menginginkan untuk suka namun semua itu terjadi begitu saja. Dengan hati berdebar ia terus menjalani hari dengan senyuman, sepertinya ia bahagia namun terlihat begitu ceroboh.
Dengan yang dirasakan ia sekarang susah berkonsentrasi, terkadang terlalu bersemangat dan tak bisa mengendalikan diri. Waktunya belajar serius ia malah tersenyum sendiri membayangkan senyum Nikitamili yang begitu manis.
Bahkan suatu hari ia pernah sampai dimarahi oleh guru karena tidak fokus. Saat itu guru matematika telah memberikan pelajaran, bukannya mendengarkan ia malah membuat puisi. Memang si masih ada hubungannya dengan angka-angka tapi puisi itu benar-benar bukan pelajaran MTK yang sedang diikuti.
Satu di tambah satu
Sama dengan dua
Kusuka sama dirimu
Meski kau lebih tua
Meski kau lebih tua
Tiga dikali tiga
Sama dengan sembilan
Kau akan kudapatkan
Meski harus pelan pelan
Di marah guru, sang guru tahu gelagat tidak baik maka dia mendekatinya yang sedang menulis. Bukannya pelajaran malah sang guru mendapatinya sedang menulis puisi cinta. Tak pelak lagi, ia dihukum, "angkat kaki kanan pegang telinga kiri!" bentak sang guru seketika.
Tak hanya itu, sebagai hukuman ia pun diminta bertanya kepada kepala sekolah tentang apa yang sedang terjadi pada dirinya, dari pertanyaan tersebut ia harus mencatatnya, ia harus menulis nasehat dari kepala sekolah. Setelah di tulis ia harus meminta tanda tangan dari orang tuanya di kertas itu. Terakhir dia harus membuat pernyataan tidak mengulangi kesalahan.
Semua hukuman itu harus dibuat dan ditempel di majalah dinding (mading) sekolah selama satu minggu. Terakhir ia harus menceritakan yang ia dapat dari hukuman tersebut, ia harus menceritakan didepan kelas, apakah kesalahannya, apa cara memperbaikinya dan bagaimana akibat buruk yang ditimbulkan dari kesalahan yang dilakukan.
Malu bukan main, ia benar-benar jera, ia bahkan berjanji, benar-benar berjanji pada kedua orang tuanya untuk menebus semua kesalahan itu. "Tak kan ada lagi kejadian yang kedua, bunda, sebagai balasannya, semester ini aku akan menjadi juara kelas", ucapnya yakin di depan kedua orang tuanya.
Suatu hiburan, membaca Cerpen Cinta Singkat, Surat Ijin Mencinta di atas memang bisa menjadi hiburan bagi kita semua. Tak hanya yang di atas saja, jika anda ingin mendapatkan cerita romantis lain anda bisa mencarinya di kotak penelusuran.
Di marah guru, sang guru tahu gelagat tidak baik maka dia mendekatinya yang sedang menulis. Bukannya pelajaran malah sang guru mendapatinya sedang menulis puisi cinta. Tak pelak lagi, ia dihukum, "angkat kaki kanan pegang telinga kiri!" bentak sang guru seketika.
Tak hanya itu, sebagai hukuman ia pun diminta bertanya kepada kepala sekolah tentang apa yang sedang terjadi pada dirinya, dari pertanyaan tersebut ia harus mencatatnya, ia harus menulis nasehat dari kepala sekolah. Setelah di tulis ia harus meminta tanda tangan dari orang tuanya di kertas itu. Terakhir dia harus membuat pernyataan tidak mengulangi kesalahan.
Semua hukuman itu harus dibuat dan ditempel di majalah dinding (mading) sekolah selama satu minggu. Terakhir ia harus menceritakan yang ia dapat dari hukuman tersebut, ia harus menceritakan didepan kelas, apakah kesalahannya, apa cara memperbaikinya dan bagaimana akibat buruk yang ditimbulkan dari kesalahan yang dilakukan.
oOo