Cerita Narrative tentang Money Isn′t Everything. Ada sebuah cerita menarik yang akan saya hadirkan pada kesempatan ini yaitu cerita narrative yang berjudul "money isn't everything". Cerita Inggris Indonesia ini adalah cerita singkat tentang donal dkk.
Mungkin kebetulan ada adik - adik dan rekan semua yang sedang mencari bahan untuk narrative. Cerita yang satu ini juga bisa dijadikan tambahan referensi ya.
Bagus kok ceritanya. Apalagi, cerita ini sangat pendek dan singkat. Jadi sangat cocok untuk bahan belajar di rumah oleh adik - adik pelajar. Bahasa yang digunakan juga sederhana.
Dengan bahasa yang sederhana tentu akan lebih mudah memahami ceritanya. Jadi bagi yang belum lancar bahasa Inggris juga tidak perlu khawatir. Tidak perlu takut tidak tahu artinya.
Kan, di cerita ini nanti juga akan disertakan artinya atau terjemahannya sekaligus. Dengan begitu adik-adik bisa langsung mendapatkan gambaran bagaimana jalan ceritanya. Seperti apa, simak cerita lengkapnya berikut.
Mungkin kebetulan ada adik - adik dan rekan semua yang sedang mencari bahan untuk narrative. Cerita yang satu ini juga bisa dijadikan tambahan referensi ya.
Bagus kok ceritanya. Apalagi, cerita ini sangat pendek dan singkat. Jadi sangat cocok untuk bahan belajar di rumah oleh adik - adik pelajar. Bahasa yang digunakan juga sederhana.
Dengan bahasa yang sederhana tentu akan lebih mudah memahami ceritanya. Jadi bagi yang belum lancar bahasa Inggris juga tidak perlu khawatir. Tidak perlu takut tidak tahu artinya.
Kan, di cerita ini nanti juga akan disertakan artinya atau terjemahannya sekaligus. Dengan begitu adik-adik bisa langsung mendapatkan gambaran bagaimana jalan ceritanya. Seperti apa, simak cerita lengkapnya berikut.
A. Narrative Money Isn′t Everything - Inggris
Donald, Daisy, Huey, Louie and Dewey all went to visit Uncle Scrooge one cold autumn day. They knocked at the door and had to wait a long time before all the bolts were undone.
Even then Uncle Scrooge looked very suspicious, as if they were Beagle Boys in disguise. The old miser was very surprised to see them all.
"Well, well. I suppose you'd better come in," he croaked at the door.
"Have you got a sore throat, Great-Uncle Scrooge?" chirped Louie. "Don't be cheeky, Louie!" scolded Daisy.
"Stuff and nonsense!" croaked Uncle Scrooge. "I have got a sore throat! The young lad's right."
"Sorry to hear that, Uncle," said Donald sympathetically. "Should I send Dewey out to get you some cough drops?"
"No. They cost too much money nowadays," complained the old miser. "I'd rather suffer the tickle in my throat."
"You don't seem very happy, Uncle Scrooge," soothed Daisy. "Mind your own business!" snapped Uncle Scrooge.
"Poor old Great-Uncle Scrooge," chirped Dewey, who had jumped up to sit on his Great-Uncle's knee.
"What do you mean—poor Great-Uncle Scrooge!" chuckled Uncle Scrooge. "I've got more money than Fort Knox."
"What I meant," explained Dewey, "was that I had a sore throat too, and I hardly have any money. But I bought some cough drops." With that Dewey pulled out his box of cough drops and gave them to Uncle Scrooge. "You can have my cough drops, Uncle," smiled Dewey, "because they cured my sore throat."
Uncle Scrooge didn't know what to say. But one great big tear rolled down his face. "Poor Great-Uncle Scrooge," echoed the triplets.
Taken from Story a Day, 1983
B. Narrative Money Isn′t Everything – Terjemahan Indonesia
Uang Bukankah Semuanya
Donald, Daisy, Huey, Louie dan Dewey semua pergi mengunjungi Paman Gober satu hari musim gugur dingin. Mereka mengetuk pintu dan harus menunggu lama sebelum semua baut dibatalkan.
Bahkan kemudian Paman Gober tampak sangat mencurigakan, seolah-olah mereka anak laki-laki Beagle yang menyamar. The kikir tua itu sangat terkejut melihat mereka semua.
"Wah, wah. Kurasa lebih baik kau datang," ujarnya parau di pintu.
"Apakah Anda punya sakit tenggorokan, Great-Paman Gober?" celoteh Louie. "Jangan nakal, Louie!" dimarahi Daisy.
"Stuff dan omong kosong!" serak Paman Gober. "Aku punya sakit tenggorokan! Hak muda anak itu."
"Maaf mendengarnya, Paman," kata Donald simpatik. "Haruskah saya mengirim Dewey keluar untuk mendapatkan beberapa obat batuk?"
"Tidak Mereka biaya terlalu banyak uang saat ini," keluh si kikir tua. "Aku lebih suka menderita gatal di tenggorokan saya."
"Kau tampak sangat bahagia, Paman Gober," hibur Daisy. "Pikiran bisnis Anda sendiri!" bentak Paman Gober.
"Kasihan besar-Paman Gober," celoteh Dewey, yang telah melompat untuk duduk di lututnya besar-paman.
"Apa maksudmu miskin besar-Paman Gober!" terkekeh Paman Gober. "Aku punya lebih banyak uang daripada Fort Knox."
"Yang saya maksudkan," jelas Dewey, "adalah bahwa aku punya sakit tenggorokan juga, dan saya hampir tidak punya uang. Tapi aku membeli beberapa obat batuk."
Dengan Dewey mengeluarkan kotaknya tetes batuk dan memberikannya kepada Paman Gober. "Anda dapat memiliki obat batuk saya, Paman," tersenyum Dewey, "karena mereka sembuh sakit tenggorokan saya."
Dengan Dewey mengeluarkan kotaknya tetes batuk dan memberikannya kepada Paman Gober. "Anda dapat memiliki obat batuk saya, Paman," tersenyum Dewey, "karena mereka sembuh sakit tenggorokan saya."
Paman Gober tidak tahu harus berkata apa. Tapi satu air mata besar besar mengalir di wajahnya. "Kasihan besar-Paman Gober," bergema kembar tiga.
***
Meski sekedar narasi singkat namun saya yakin cerita di atas dapat dijadikan hiburan dan juga belajar di waktu-waktu luang kita. Silahkan nantikan cerita-cerita lainnya yang dilengkapi dengan terjemahannya hanya disini.