Contoh Cerpen tentang Hidup - Berikut ini merupakan salah satu cerita pendek terbaru yang mengisahkan tentang kehidupan sehari-hari jadi bisa dikatakan merupakan cerpen kehidupan. Cerpen ini seperti juga yang lain merupakan cerita asli karangan penulis yang dikemas dengan bahasa yang sangat sederhana.
Meski begitu cerita tersebut memiliki pesan dan nasehat yang sangat berharga untuk diteladani. Karena termasuk kategori cerpen sederhana buatan sendiri maka karya berikut ini tidak terlalu panjang dan bisa dikatakan sebagai cerpen singkat.
Diharapkan dengan adanya tambahan karya ini maka pengunjung setia situs ini yang membutuhkan contoh-contoh cerpen tentang kehidupan sehari-hari bisa lebih mudah menemukan yang dibutuhkan.
Supaya tidak terlalu lama mari kita langsung baca saja cerpen tentang hidup yang berjudul "terjerat hutang" tersebut di bawah ini.
Meski begitu cerita tersebut memiliki pesan dan nasehat yang sangat berharga untuk diteladani. Karena termasuk kategori cerpen sederhana buatan sendiri maka karya berikut ini tidak terlalu panjang dan bisa dikatakan sebagai cerpen singkat.
Diharapkan dengan adanya tambahan karya ini maka pengunjung setia situs ini yang membutuhkan contoh-contoh cerpen tentang kehidupan sehari-hari bisa lebih mudah menemukan yang dibutuhkan.
Supaya tidak terlalu lama mari kita langsung baca saja cerpen tentang hidup yang berjudul "terjerat hutang" tersebut di bawah ini.
Derita Terjerat Hutang
Cerita Inggris Indonesia
Siapa yang menyangka, berawal dari sebuah kesalahan kecil akhirnya seluruh tahta yang megah di bangun harus hancur berkeping tanpa sisa. Tak lain karena sebuah spekulasi dan perhitungan yang tak cermat, terlalu menggampangkan masalah kecil dan akhirnya harus menerima akibat buruknya.
Keluarga Dandi adalah sebuah mantan keluarga yang kini harus jatuh bangun menata kehidupan dari awal. Hanya karena satu kesalahan kecil, akhirnya seluruh harta dan kekayaan yang mereka miliki harus hilang ditelan jeratan hutang yang menumpuk.
Awal kisah sedih mereka terjadi kala ayah Dandi mendapatkan masalah finansial dan terpaksa mencari dana talangan dengan cara yang sama sekali tak dianjurkan yaitu dari bank keliling atau renternir.
Sebagai seorang pelaku usaha sebenarnya ia tahu benar bahwa apa yang akan ia lakukan sangat beresiko namun karena tidak ada pilihan lain maka akhirnya ia nekad meski sudah dilarang istri dan anak mereka.
Sebagai seorang pelaku usaha sebenarnya ia tahu benar bahwa apa yang akan ia lakukan sangat beresiko namun karena tidak ada pilihan lain maka akhirnya ia nekad meski sudah dilarang istri dan anak mereka.
“Papa terpaksa ma, tidak ada jalan lain lagi…”
“Apa sebaiknya tidak kita jual saja vila yang di bogor pa? Itu bisa menambah kekurangannya..”
“Tak usah ma, sayang, lagian ini teman papa kok, pasti gak ada masalah…”
“Iya pa, tapi itu kan tetap saja renten…”
“Hus, jangan ngomong gitu, sudah sanah…..!
Ayah Dandi sama sekali tak memperdulikan nasehat dan saran dari istrinya, ia terlalu percaya dengan rekannya itu padahal ia tahu bahwa rekannya mencari uang dengan jalan yang menyesatkan orang lain.
Akhirnya ayah Dandi pun mengambil uang pinjaman dari temannya tersebut. Seratus juta, tanpa angsuran dan bisa dibayar kapanpun…
“Papa benar, gak takut pa??”
“Sudahlah ma, tenang saja, sama teman papa inih….”
Beberapa bulan berlalu, tanpa disadari uang yang ia pinjam tersebut terus bertambah, apalagi terdapat perjanjian di atas materai bahwa ayah Dandi setuju dengan berbagai syarat yang diajukan oleh temannya tersebut. Hingga akhirnya satu tahun berlalu dan ayah Dandi belum sedikitpun membayar hutang tersebut…
“Hei Burhan, bagaimana kabarnya bos….”
“Oi Bos Anton….sehat kawan, gimana nih…. Tumben…”
“Iya nih, ya cuma mau tahu kabar aja, oh iya bagaimana pinjaman, kapan nih mau di tutup, agak butuh modal nih….”
“Oh… itu gampang lah, bulan depan bisa ….”
Ayah Dandi benar-benar menganggap remeh pinjaman itu dan benar-benar percaya pada temannya tersebut. Ya memang sih, Anton adalah teman masa kecilnya jadi wajar jika ayah Dandi sangat percaya padanya. Sampai pada suatu malam…
“Halo selamat malam….” Ucap seorang lelaki di ujung telpon
“Halo malam… siapa ini?” jawab ayah Dandi
“Anton…. Nih bos….” Jawabnya
“Oo Anton, iya gimana Ton….” Jawab Burhan
“Enggak, Cuma mau menindaklanjuti yang kemarin….” Jawab Anton
“Masalah pinjaman, tenang saja Ton, masa kamu tidak percaya sama aku…” jawab Burhan
“Bukan begitu Han, tapi usahaku lagi genting nih, aku butuh duit jadi tolong siapkan ya…” jawab Anton
“Iya iya… gampang itu….” Jawab Burhan
“Bagus deh, ingat jumlahnya kan… he e e e….” lanjut Anton
“Seratus…. Tenang aja, nanti aku transfer….” Lanjut burhan
“Hei, jangan main-main Han, itu pokoknya, bunga pinjamannya belum….” Jawab Anton
Percakapan berlanjut menjadi tegang, ternyata, hutang ayah Dandi selama hampir dua tahun berikut bunga sudah berlipat-lipat. Tentu saja hal itu membuat ayah Dandi menjadi berang dan menolak untuk membayar semuanya. Ia hanya akan mengembalikan uang yang ia pinjam tanpa bunga. Di sisi lain, Anton sudah pasti tetap akan menagih apa yang telah menjadi kesepakatan.
Akhirnya terjadi ketegangan diantara mereka berdua dan itulah awal bencana yang menghancurkan keluarga Dandi. Karena apapun ayah Dandi kalah dalam hal perjanjian, jelas sekali dalam perjanjian yang ditandatangani bahwa ia bersedia dan sanggup.
Rupanya ada kesepatakan diantara mereka dimana Burhan akan membayar hutangnya dan Anton tidak akan melakukan tindakan jalur hukum.
Dan karena hutang yang sangat besar dan terus berbunga akhirnya sedikit demi sedikit harta dan kekayaan keluarga Dandi habis. (cerpen tentang kehidupan, terjerat hutang), Bukan hanya karena masalah hutang itu tetapi karena usaha yang dijalankan keluarga Dandi juga tidak dalam keadaan baik.
Rupanya ada kesepatakan diantara mereka dimana Burhan akan membayar hutangnya dan Anton tidak akan melakukan tindakan jalur hukum.
Dan karena hutang yang sangat besar dan terus berbunga akhirnya sedikit demi sedikit harta dan kekayaan keluarga Dandi habis. (cerpen tentang kehidupan, terjerat hutang), Bukan hanya karena masalah hutang itu tetapi karena usaha yang dijalankan keluarga Dandi juga tidak dalam keadaan baik.
Foto: Ilustrasi/pixabay
Pada akhirnya, kasus hutang yang melilit keluarga Dandi menjadi penyebab percepatan kehancuran keluarga itu. Hingga akhirnya, mereka harus kehilangan semuanya. Kini mereka tinggal di rumah sewa dan hanya bertahan hidup dengan berjualan gorengan di tepi jalan.
--- Tamat ---