Cerpen Singkat, Di Reject Aja - Ini adalah sebuah kisah cerpen singkat tentang cinta remaja. Cerpen ini menggambarkan perjuangan seorang wanita menghadapi hancur-nya hati. Cerpen berjudul "Di Reject Aja" ini bisa kita jadikan hiburan di waktu senggang.
Bagi yang hobi membaca cerita pendek maka wajib mengikuti kisah dalam Cerpen Singkat Di Reject Aja tersebut. Certanya bagus, sederhana dan tentunya menarik dan menghibur dan yang jelas merupakan cerpen terbaru.
Bagi yang hobi membaca cerita pendek maka wajib mengikuti kisah dalam Cerpen Singkat Di Reject Aja tersebut. Certanya bagus, sederhana dan tentunya menarik dan menghibur dan yang jelas merupakan cerpen terbaru.
Di dalam ceritanya, Rani adalah seorang gadis mandiri. Ia masih muda namun sudah sukses menjadi seorang pengusaha. Tapi bukan itu yang akan dikisahkan, Cerpen Singkat berjudul Di Reject Aja ini akan menceritakan kisah cinta Rani yang berujung tragis, memilukan.
Rani memiliki seorang kekasih yang sangat mencintai dirinya, di awal, namun kemesraan dan cinta yang ia rasakan tersebut tidaklah kekal.
Rani memiliki seorang kekasih yang sangat mencintai dirinya, di awal, namun kemesraan dan cinta yang ia rasakan tersebut tidaklah kekal.
Rani - saat cinta sedang mekar dan tumbuh segar - harus menerima kenyataan pahit yang menghancurkan seluruh bagian hatinya yang lembut. Seperti apakah kisah selengkapnya, apakah yang sebenarnya terjadi pada Rani, mari kita cari tahu jawabannya dengan membaca langsung cerita pendek tersebut yang sudah disiapkan oleh website cerita inggris indonesia di bawah ini.
Cerpen Singkat, Di Reject Aja
By: Sitimah
Apa kabar sayang, apakah kamu sudah merasakan perih diabaikan? Ini aku, cintamu yang dulu kau tinggalkan. Itu adalah kata-kata yang selalu saja ter-ngiang di kepala Rani, gadis cantik yang telah disia-siakan oleh kekasihnya. Bukan cuma terpukul, bukan cuma sakit hati namun Rani begitu merasakan perih yang berkepanjangan akibat cinta.
Mulanya Rani bisa dikatakan sebagai wanita yang paling bahagia karena memiliki kekasih yang begitu mencintainya secara tulus namun itu semua ternyata hanya semu, hanya sesaat. Ketulusan yang selama ini ia lihat ternyata hanyalah kepalsuan belaka. Sang kekasih khianat, mengingkari janji suci dan menyakiti hatinya yang paling dalam.
"Sayang, besok hari jadi kita yang ke dua tahun, kamu mau apa?", tanya Yuli pada Rani.
"Betapa romantis.... kau memang kekasih yang paling mengerti aku", jawab Rani, "aku tidak menginginkan apapun selain bersamamu", lanjutnya.
"Baiklah, besok kita akan membuka sejarah baru, mengukir kenangan yang paling indah", ucap Yuli sambil meremas tangan Rani dengan mesra, "kita akan menghabiskan hari dengan penuh canda dan tawa" ujarnya pelan.
Terlihat cahaya bening berkilau keluar dari mata Rani saat berada di dekat Yuli, ia benar-benar merasakan kebahagiaan yang tak pernah sama sekali ia rasakan sebelumnya. Hari berikutnya, ia lalui dengan penuh kejutan, Yuli memperlakukannya bak Ratu, mulai dari memberikan bingkisan kecil sampai menggendong Rani di tengah keramaian. Bukan cuma itu, Yuli pun mengikrarkan cintanya di hadapan banyak orang bak seorang pangeran berkuda putih.
Hari itu merupakan hari paling bahagia yang pernah Rani rasakan bersama Yuli, ia sangat puas, ia benar-benar puas dan bangga memiliki kekasih seperti Yuli. Hari demi hari mereka jalani bersama, berdua seperti sepasang merpati yang tak kan pernah terpisah sampai ajal menjelang. Di ulang tahun jadian yang ke dua tersebut Yuli menjelma menjadi sosok sempurna yang tak kan pernah Rani lepaskan, "aku tak kan pernah mengecewakanmu sayang", ucapnya.
"Jangan terlalu, semua yang terlalu dan berlebihan itu tidak baik", sebuah nasehat yang mungkin cocok disampaikan untuk Rani kala itu. Betapa tidak, dengan segala perlakuan Yuli padanya Rani menjadi hilang kendali, ia dibutakan akan perasaan cinta yang begitu dalam. Keadaan seperti inilah yang mungkin saja bisa menghancurkannya.
Suatu pagi, Rani dengan hati berbunga menyambut telepon Yuli dengan mesra. Tidak ada yang istimewa sebenarnya, semua berjalan seperti rutinitas biasa namun entah mengapa hal berbeda di rasakan oleh Rani. Meski hanya ucapan selamat pagi namun Rani begitu bahagia mendengarnya.
Siang itu Yuli menjemputnya, mereka jalan-jalan ke beberapa tempat. Menjelang sore, mereka beristirahat di sebuah rumah makan daerah dan menyantap hidangan kesukaannya.
"Ran, terima kasih mau menemaniku hari ini", ucap Yuli
"Aku sangat bahagia bersamamu, jadi jangan berterima kasih", jawab Rani
"Iya, aku juga sangat bahagia bisa menghabiskan hari bersama-sama seperti ini", lanjut Yuli.
Ditengah percakapan tersebut tiba-tiba Yuli terdiam, seperti memendam perasaan yang ingin diungkapkan. Rani tahu perubahan raut muka kekasihnya tersebut.
"Ada apa, ada masalah" tanya Rani
"Masalah kerjaan, biasalah..." jawab Yuli sambil tertunduk
"Memang ada masalah apa, sepertinya serius, cerita saja siapa tahu Rani bisa bantu"
"Perusahaan sedang mengalami krisis finansial, sedang aku belum dapat solusinya", jawab Yuli. "Bulan depan ada beberapa pengeluaran yang harus ditutup tapi laba perusahaan sedang tidak maksimal", lanjutnya.
"Memang berapa yang harus dikeluarkan?" tanya Rani
"Tidak banyak sih, hanya seratus juta, ya mudah-mudahan ada jalan", ucap Yuli dengan nada memelas.
"Tenang saja, pasti ada jalan kok" jawab Rani. "Ya sudah, sekarang sudah mulai gelap kita pulang saja yuk", ajak Rani
Mereka menghabiskan hari itu dengan kebersamaan yang membuat orang lain iri, meski ada sedikit kerikil namun bukan suatu masalah bagi Rani. Sesampainya di rumah Rani langsung beristirahat. Ia tidur begitu pulas sampai akhirnya terbangun di tengah malam karena mimpi yang tak jelas mengenai kebangkrutan usaha Yuli. Ia pun teringat bahwa Yuli memang sedang mengalami masalah keuangan. Tanpa berpikir panjang, Rani pun langsung mentransfer uang yang Yuli butuhkan ke rekening Yuli. Bagi Rani uang segitu tidak ada masalah karena ia memang seorang pengusaha butik yang sudah cukup sukses.
Keesokan harinya Yuli datang ke rumahnya, Yuli menanyakan kenapa Rani transfer uang tersebut. Melalui sedikit perdebatan akhirnya Yuli pun menerima pemberian Rani tersebut. Tidak lama, setelah sarapan pagi Yuli pun bergegas, "aku harus ke kantor, ada banyak urusan yang harus diselesaikan" ucapnya.
"Iya, jangan lupa makan ya sayang", ucap Rani dengan mesra.
Satu dua hari, Yuli terlihat begitu sibuk, ia tak menghampiri Rani di rumah atau mengajaknya jalan. Tak seperti biasanya, akhirnya Rani pun menghubungi Yuli.
"Aku sedikit sibuk sayang, maaf ya... nanti sore aku datang"
Jawaban itulah yang Rani dapat. Karena dibutakan oleh cinta maka Rani sama sekali tidak curiga akan perubahan sikap Yuli tersebut. Jangan lupa baca juga: cerpen singkat bahasa inggris take care
Waktu berlalu, hari pun berjalan tak ada bedanya, hati Rani masih berbunga-bunga dalam mencintai sang kekasih yang tak tahu sekarang sedang apa. Suara handphone berbunyi, Rani bergegas mengangkat telepon tersebut. "Hai, sayang aku ada kejutan hari ini untukmu....", suara Yuli di ujung telepon.
Sore itu rupanya Rani diajak keluar, Yuli mengatakan akan memberikan kejutan spesial untuk Rani. Setelah beberapa lama berputar-putar di daerah yang sedikit asing akhirnya mobil berhenti di depan sebuah bangunan. Yuli pun mengajak Rani turun.
"Kita mau kemana?"
"Ikut saja, nanti juga kamu tahu..."
Di depan pintu sudah ada seseorang yang membukakan pintu, tapi Rani tidak dapat melihat apapun karena ia diminta untuk menutup matanya. Sesampainya di dalam ia diminta membuka mata. Betapa terkejutnya Rani karena ia berada di ruangan yang sangat indah. Ruangan berhias dengan bunga-bunga dengan berbagai dekorasi yang sangat kental dan khas seperti selera Rani. "Apa ini?", tanya Rani sedikit bingung.
"Ini adalah istana kita berdua, ini adalah rumah yang akan kita tempati sebagai sepasang kekasih, hadiah ini untukmu" jawab Yuli. Rani pun memeluk erat Yuli, ia begitu terpesona melihat semua yang disiapkan Yuli.
Mereka akhirnya menuju ke sebuah kamar yang berhias bak kamar pengantin. Semua lengkap, semua ada, indah, harum dan menenangkan. Rani sangat senang dengan semua itu. Mereka pun akhirnya bercanda sampai hampir larut.
Tak terasa malam semakin gelap, tiba-tiba Rani tersadar bahwa ia harus pulang. "Udah malam, yuk kita pulang..."
"Pulang ke mana, ini adalah rumah kamu, malam ini kita tidur disini saja ya sayang, sudah malam"
Tiba-tiba jantung Rani berdetak begitu kencang, seperti ada sesuatu yang menghantam dadanya kuat-kuat.
"Tidak sayang, kita pulang saja yuk..." ajak Rani dengan manja.
Mereka pun akhirnya pulang.
Ternyata, ada niat busuk di hati Yuli dengan semua hadiah yang diberikan kepada Rani. Ia mencoba merenggut madu dari bunga yang belum sepenuhnya mekar. Beruntung saat itu Rani menolak untuk menginap.
Beberapa hari berlalu, Yuli pun sibuk lagi dan tidak jelas entah dimana. Rani ingat akan rumah yang kata Yuli adalah hadiah untuknya. Tanpa memberitahukan kepada Yuli ia pun menuju rumah tersebut. Belum sampai disana ia pun terperanjat, ia melihat Yuli berjalan ke luar rumah tersebut menggandeng seorang wanita.
Sakit namun Rani langsung pulang ke rumah, ia tidak dapat menyusul mobil yang mereka tumpangi.
Keesokan harinya ia masih penasaran, ia pun kembali ke rumah tersebut. Saat itu rumah terlihat sepi, ia masih di dalam mobil, baru saja ia ingin keluar ia melihat dua orang masuk ke rumah tersebut, Yuli dan seorang wanita yang kemarin ia lihat. Darahnya pun mendidih, tapi ia tak kuasa mendobrak rumah tersebut, akhirnya ia menghampiri tukang kebun yang kebetulan melintas.
"Maaf pak, ini rumah sia dan siapa tadi yang ada di dalam berdua?"
"Iya neng, ini rumah den Yuli, yang sama dia itu kekasihnya, neng sendiri siapa?"
Tanpa menjawab pertanyaan tukang kebun tersebut ia pun langsung berlari ke mobil.
Di sinilah cerita kemesraan Rani dan Yuli berakhir, Rani sekarang tahu betapa busuknya Yuli. Kemudian ia pun meyakinkan hatinya dengan mencari informasi mengenai Yuli. Bukan cuma kaget tapi ia benar-benar tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
"Dia itu bajingan mbak, dia suka mainin cewek, sudah banyak yang jadi korbannya" ucap seorang wanita yang ia temui di sekitar rumah tersebut. Sejak saat itu pun Rani menganggap semua sudah berakhir. Mereka putus meski tak ada kata putus yang pernah terucap. Beberapa kali Yuli menghubungi, beberapa kali Yuli mengunjungi namun Rani terus menghindar.
Kamu calling-calling, aku lagi pusing
Kamu miscal aku, aku lagi dongkol
Plis deh kamu sudah, sudah gak penting
Sudah bau kambing
Plis deh aku jenuh dengar omongmu
Plis deh aku jenuh
Keputusan sepihak Rani tentu saja membuat Yuli kelabakan. Yuli terus saja berusaha menghubungi Rani, menelpon, kirim pesan, datang ke rumah. Semua Yuli lakukan, namun semakin hari Rani semakin muak dan benci terhadap lelaki tersebut. Tak disangka, perasaan cinta itu bisa hilang seketika.
Kini Rani tak lagi menghiraukan adanya Yuli. Ia terus berlalu, ia terus berjalan mengarungi hidup dan mencoba menata hatinya yang hancur berkeping. Ia tidak mau menyerah, ia bahkan tidak mau kalah. Meski air mata terus saja ia cucurkan tetapi ia tak pernah sedikitpun mau terhempas lebih dalam. Ia tanamkan kebencian di hatinya, membuatnya kuat dan mampu bertahan meski perih.
Ku jenuh mendengar suaramu
Ku jenuh dengar celotehmu
Jungkir balik mencintaimu
Tiada lagi maaf bagimu
di-reject, di-reject, di-reject aja
Pacar yang tak setia usah ditanggapi
Di maafin malah nyakitin
Dengan nomer baru kau hubungi aku
Tak tertipu suara palsu mu
Lirik by: Jenita Janet
Satu bulan berlalu, terkadang nyeri itu masih sesekali ia rasakan. Ibarat luka, hati Rani yang tercabik itu sudah mulai tak berdarah, meski belum kering namun terlihat tak ada nanah atau infeksi. Ia selamat dari cobaan hidup yang menderanya. Ia terus bangkit, dan terus berusaha bangkit sampai semua kepingan hatinya yang hancur dapat menyatu kembali.
oOo
Kalau Cerpen Singkat, Di Reject Aja dirasa kurang mari kita baca juga beberapa kisah lain yang sudah disiapkan di bagian bawah. Jangan lupa juga untuk mencari berbagai cerpen terbaru lainnya di bagian kategori cerpen. Kita juga bisa mencari cerpen kesukaan kita dengan mencarinya di pencarian situs. Itu saja, sampai bertemu pada kisah cerpen romantis berikutnya.