Di dalam cerpen cinta yang singkat ini kita akan mendapatkan kisah yang mengharukan dari perjuangan seorang cinta sejati. Penuh pengorbanan namun ternyata cinta tidak akan pernah menyerah.
Cerita dalam Cerpen Cinta berjudul Pergi Pagi Pulang Pagi ini merupakan kisah fiksi yang ditujukan untuk hiburan sekaligus sebagai bahan refleksi dan renungan bagi kita semua.
Dari kisah yang ada diharapkan kita dapat memetik hikmah dari perjalanan sang tokoh utama dalam cerpen tersebut. Mungkin tidak layak dikatakan sebagai cerita pendek tetapi setidaknya kita bisa belajar dari naskah cerpen ini. Kita bisa menggali pesan moral, menelaah unsur cerpen dan lain sebagainya.
Edisi kali ini memang tidak seperti cerita dalam bahasa inggris yang biasanya kita hadirkan disini. Kali ini kita akan menikmati sebuah cerpen yang khusus di tulis tanpa terjemahan. Jadi memang tidak disediakan bahasa Inggris untuk cerita pendek yang satu ini.
Meski demikian, bagi rekan yang ingin menjadikan cerita ini sebagai bahan belajar bahasa Inggris maka rekan semua bisa menerjemahkan cerita ini menggunakan terjemahan dari google.
Siapa yang tak mengenal cinta, meski kita bahkan tak mampu mewujudkan atau menggambarkan bagaimana bentuknya namun kita semua percaya bahwa "cinta" memang ada dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia.
Begitu juga dengan aku, aku merasakan sesuatu yang sangat menarik, unik dan terkadang menggelikan - yang sebagian orang menyebutkan sebagai cinta. Ya, benar, sesuatu yang memenuhi sebagian besar hidupku saat ini.
Seperti semua orang, aku merasakannya, jatuh cinta, patah hati, berjuang, berkorban sampai tersenyum sendiri bak orang yang kurang akal. Aku sudah mengalami semua, jatuh cinta, menikah dan memiliki anak - buah dari perjalanan panjang ku dengan cinta.
Berstatus single, dulu aku memang benar-benar bebas tak terbelenggu apapun. Aku bisa melakukan apapun dengan cara bagaimanapun untuk mendapatkan segala yang aku inginkan. Tapi berbeda ketika aku memutuskan untuk mewujudkan bahtera cinta kami di pelaminan. Memiliki istri dan anak sama seperti kehilangan seluruh hidup kita sendiri.
Tak ada lagi kata "aku", aku menjadi sesuatu yang tidak ada gunanya tanpa kedua orang tersebut yaitu istri dan anak. Tak ada kata "aku", kini hidupku adalah hidup mereka. Aku tak akan hidup jika mereka tak ada. Itulah perbedaan hidup antara yang telah benar-benar memiliki cinta sejati dan cinta semu. Hidupku kini terpaut erat dengan hidup mereka.
Maka jangan heran jika ada seorang suami yang rela mencuri demi memberi makan anak dan istri mereka. Naluri cinta yang dalam membuat mereka membutakan diri demi orang yang mereka kasihi meski harus menembus jalan berduri.
Seperti aku, aku melakukan banyak hal demi memastikan mereka bahagia dan hidup dengan tak kurang suatu apapun. "Minyak......minyak......"
Teriakan itu pernah selama setahun terdengar dari mulutku untuk menghidupi keluargaku. Aku berjualan minyak tanah keliling, sampai akhirnya berhenti karena pemerintah menerapkan kebijakan penggantian bahan bakar. Saat itu aku kelimpungan tapi cintaku menguatkanku.
"Sabar Yah, kita masih ada jalan lain untuk tetap hidup dan menjadi lebih baik", kata istriku pelan
Aku terus mengais rejeki, bahkan dengan jalan yang begitu sulit, demi mereka.
Lirik by: Armada - Pergi Pagi Pulang Pagi
Mencoba menjadi loper koran, aku juga berusaha dengan jalan lain. Pelan, pelan dan pelan, aku menapaki setiap jejak seorang ayah dan seorang suami. "Kau doakan saja aku pergi, smoga pulang dompetku terisi..."
Saat itu aku belum memiliki pekerjaan tetap, aku melakoni semua pekerjaan hanya untuk mendapatkan uang yang cukup untuk membeli kebutuhan hidup. Aku benar-benar berjuang, tapi ternyata aku tak sendirian. Aku beruntung memiliki kekasih yang setia dan sabar serta cerdas dalam menyikapi hidup.
"Sudah waktunya kita mulai berdiri lagi ya, esok kita buka usaha baru, aku menyisihkan sebagian uang belanja yang ayah berikan..." ucap kekasihku suatu sore
"Benarkah?" aku bertanya setengah tak percaya bahwa uang yang kuhasilkan masih bisa disisihkan untuk di tabung.
"Benar Ayah, seperti ayah yang rela pergi pagi pulang pagi untuk menghidupi kami, kami juga melakukan hal yang sama untuk kita, alhamdulilah kita punya tabungan ini"
Tidak banyak uang yang disisihkan oleh istri tercintaku, hanya 500.000 namun itu sangatlah besar nilainya bagi ku.
Dengan kenyataan itu aku tambah semangat, aku bertekad merubah hidup kami yang selalu saja di bawah. Hingga aku sepakat dengan diriku untuk menambah jam kerjaku, pulang aktivitas menjadi kuli, sore sampai malam aku mencoba menjadi pemulung, hasilnya akan aku tabung untuk menambah tabungan yang ada.
Kini semua di ambang kegelian, aku sudah mampu mengumpulkan cukup tabungan untuk menambah penghasilan kami.
Cinta ku siap untuk bergabung memperjuangkan ikrar cinta kami dulu. Aku, sebagai seorang suami semakin giat bekerja di luar dan istriku berjibaku membantu aku dengan membuka toko kecil-kecilan dengan berjualan di rumah.