Cerpen Hari Kemerdekaan Yang Tak Terlupakan - Tema cerita pendek kali ini adalah seputar hari kemerdekaan karena sedang menyambut perayaan kemerdekaan HUT RI atau Agustusan. Cerpen singkat ini bisa dijadikan sebuah hiburan sekaligus bahan belajar dalam menganalisa cerpen.
Sudah banyak yang membutuhkan cerpen 17 Agustus jadi tidak ada salahnya jika ditambah satu lagi koleksi cerpen singkat yang sudah ada.
Untuk cerita pendek kali ini dalam bahasa Indonesia, jadi yang membutuhkan cerpen dua bahasa bisa menggunakan terjemahan dari google. Silahkan langsung saja dibaca cerpen selengkapnya di bawah ini.
Pagi yang indah, matahari bersinar menunjukan akan cerahnya pagi ini. Pagi-pagi sekali aku segera membuka jendela kamarku untuk menghirup udara segar. Kurang lebih sekitar 15 menit aku termanggu di depan jendelaku.
Tanpa sadar aku melamun, aku lantas memikirkan siapakah jodohku nantinya?. Perkenalkan namaku Elsa Emeraldy. Aku biasa dipanggil Elsa.
Tiba-tiba lamunanku buyar oleh teriakan ibuku yang memanggilku untuk segera keluar kamar, mandi, sarapan pagi dan berangkat ke sekolah. “Saa, cepetan turun! Mandi, sarapan, pergi sekolah. Nanti kesiangan! Tuh, ibu udah siapin sarapan nasi goreng buat kamu.” teriak ibuku dari dapur.
Aku pun bergegas untuk melaksanakan perintah ibuku itu karena pada saat itu pun aku melihat jam telah menunjukan pukul 06.00 pagi. Setiap pagi aku selalu mendengarkan teriakan ibu yang seperti itu, karena setiap pagi aku senang sekali duduk termanggu di depan jendela.
Hari-hari aku lalui seperti biasanya. Akan tetapi untuk pagi ini rasanya ada yang beda. Semua ini karena sebentar lagi akan ada peringatan HUT RI.
Sudah banyak yang membutuhkan cerpen 17 Agustus jadi tidak ada salahnya jika ditambah satu lagi koleksi cerpen singkat yang sudah ada.
Untuk cerita pendek kali ini dalam bahasa Indonesia, jadi yang membutuhkan cerpen dua bahasa bisa menggunakan terjemahan dari google. Silahkan langsung saja dibaca cerpen selengkapnya di bawah ini.
Hari Kemerdekaan Yang Tak Terlupakan
Tanpa sadar aku melamun, aku lantas memikirkan siapakah jodohku nantinya?. Perkenalkan namaku Elsa Emeraldy. Aku biasa dipanggil Elsa.
Tiba-tiba lamunanku buyar oleh teriakan ibuku yang memanggilku untuk segera keluar kamar, mandi, sarapan pagi dan berangkat ke sekolah. “Saa, cepetan turun! Mandi, sarapan, pergi sekolah. Nanti kesiangan! Tuh, ibu udah siapin sarapan nasi goreng buat kamu.” teriak ibuku dari dapur.
Aku pun bergegas untuk melaksanakan perintah ibuku itu karena pada saat itu pun aku melihat jam telah menunjukan pukul 06.00 pagi. Setiap pagi aku selalu mendengarkan teriakan ibu yang seperti itu, karena setiap pagi aku senang sekali duduk termanggu di depan jendela.
Hari-hari aku lalui seperti biasanya. Akan tetapi untuk pagi ini rasanya ada yang beda. Semua ini karena sebentar lagi akan ada peringatan HUT RI.
Setelah pulang sekolah, aku segera makan siang dan
mengerjakan seluruh tugas sekolah. Sekitar pukul 19.00, aku pergi menuju sebuah
tempat rapat para panitia HUT RI.
Saat itu aku termasuk salah satu anggota organisasi tersebut. Setibanya disana, telah banyak orang yang datang termasuk keenam sahabatku. Indah, Hanna, Cerry, Nindy, Riri dan Kelsy. Aku duduk disamping mereka semua.
Saat itu aku termasuk salah satu anggota organisasi tersebut. Setibanya disana, telah banyak orang yang datang termasuk keenam sahabatku. Indah, Hanna, Cerry, Nindy, Riri dan Kelsy. Aku duduk disamping mereka semua.
Rapat pun dimulai. Rencana acara HUT RI seperti biasanya.
Ada perlombaan, hiburan, dsb. Perlombaannya pun sudah tidak ada yang asing di
dengar. Seperti panjat pinang, balap karung, kelereng, dll. Rencana acara untuk
hiburan diserahkan pada panitia bagian hiburan. Rapat pun selesai tepat pukul
21.00.
Tidak terasa hari ini adalah tanggal 17 agustus, seluruh
rangkaian acara yang telah disusun jauh hari pun terlaksana dengan sukses.
Warga setempat terlihat antusias, hampir seluruh orang di daerahku ikut serta
dalam acara tersebut. Saat aku tengah sibuk memberikan pengarahan tata aturan
lomba pada para peserta, tiba-tiba sesosok wajah yang mengalihkan pandanganku.
Aku terheran-heran serta mengagumi wajahnya. Dia adalah seorang laki-laki yang
sedang menatapku dan tersenyum manis padaku. Aku tak bisa membohongi perasaanku
yang menyukainya pada pandangan pertama, dia adalah cinta pertamaku karena aku
belum pernah pacaran. Belum ada pria yang bisa membuatku melamun seperti dia.
“Sa, jangan melamun dong.”tegur salah satu temanku. “Oh, maaf.”jawabku dengan
nada malu. Wajah itu terus saja menatapku hingga acara perlombaan selesai. Aku
pun sempat curi-curi pandang padanya. Setelah acara selesai, seluruh panitia,
peserta, dan warga pulang. Aku pun segera pulang.
oOo
Seru bukan Cerpen Hari Kemerdekaan Yang Tak Terlupakan ini, maaf kalau dipenggal sebentar, untuk anda yang sangat suka dengan cerpen terbaru berbagai tema seperti tema kali ini bisa membaca cerita pendek lainnya di bagian akhir tulisan ini. Yang sudah membaca cerpen 17 Agustus ini silahkan dilanjutkan lagi membacanya sampai selesai.
oOo
Setibanya dirumah, aku langsung menuju kamarku. Aku pun
kembali melamun seperti biasanya, namun yang kali ini aku pikirkan adalah
sipakah pria tadi?. Aku memikirkan itu hingga tertidur pulas.
Pagi harinya adalah hari yang paling di sukai oleh
orang-orang, karena hari ini adalah hari minggu. Aku memulai kebiasaanku setiap
hari minggu yaitu bermalas-malasan. Aku bangun tidur pukul 10.00 pagi, itupun
karena salah satu sahabatku Cerry menelfonku. “Ada apa cer pagi-pagi udah
nangkring aja di depan telfon? aku masih ngantuk nih.” Gerutuku.
“ya ampun, pagi darimana? Udah siang hey, ayam aja udah pada berkokok dari tadi. Eh, kamu masih berselimut ria.” ledek Cerry. “Enak aja aku disamain ma ayam, ada apaan sih?”tanyaku sewot.
“jangan sewot dong, aku cuma mau ngasih tau kalau ada sepupuku yang baru pindah dari Pekanbaru. Namanya Andre. Aku mau kenalin dia ma kalian semua. Nanti jam 12.00 dateng ke rumah aku ya. Wajib loh, gak bakalan nyesel deh. hehe. “kata Cerry panjang lebar. “Iya gimana ntar aja ya, aku masih mau tidur nih.”jawabku malas.
“Ah, pokoknya kamu harus dateng, kalau gak aku marah.”ancamnya. belum sempat aku menjawab, telfonnya telah ditutup. Dengan langkah gontai aku segera mandi dan sarapan. Masih ada waktu sekitar satu setengah jam lagi menuju pukul 12.00. enaknya ngapain ya? ah, Cerry sih nelfonnya kecepetan, gumamku. Aku pun memutuskan untuk menonton televisi.
“ya ampun, pagi darimana? Udah siang hey, ayam aja udah pada berkokok dari tadi. Eh, kamu masih berselimut ria.” ledek Cerry. “Enak aja aku disamain ma ayam, ada apaan sih?”tanyaku sewot.
“jangan sewot dong, aku cuma mau ngasih tau kalau ada sepupuku yang baru pindah dari Pekanbaru. Namanya Andre. Aku mau kenalin dia ma kalian semua. Nanti jam 12.00 dateng ke rumah aku ya. Wajib loh, gak bakalan nyesel deh. hehe. “kata Cerry panjang lebar. “Iya gimana ntar aja ya, aku masih mau tidur nih.”jawabku malas.
“Ah, pokoknya kamu harus dateng, kalau gak aku marah.”ancamnya. belum sempat aku menjawab, telfonnya telah ditutup. Dengan langkah gontai aku segera mandi dan sarapan. Masih ada waktu sekitar satu setengah jam lagi menuju pukul 12.00. enaknya ngapain ya? ah, Cerry sih nelfonnya kecepetan, gumamku. Aku pun memutuskan untuk menonton televisi.
Akhirnya, pukul 12.00 aku pergi ke rumah Cerry, di sana
sudah ada Hanna, Kelsy, Riri, dan Indah. Kita hanya menunggu Nindy. 5 menit
telah berjalan, tapi Nindy belum dating juga. 10 menit, 15 menit, 20 menit, dan
akhirnya Nindy pun datang. “Lama banget sih, kita udah gak sabar nih pengen tau
Andre itu yang mana” omel Riri. Nindy hanya cengar-cengir gak keruan. Cerry
segera memanggil sepupunya yang sedari tadi ia suruh untuk menunggu di kamar.
“Andreee,, sini!” teriak Cerry. Kemudia sesosok pria muncul dari balik pintu kamar, seluruh sabatku heran dengan ketampanannya. Begitu pula aku, aku pun ikut heran sekaligus kaget. Ternyata pria kemarin yang memperhatikanku dan aku pun sempat curi-curi pandang padanya itu adalah Andre, sepupunya Cerry. Pantas aku tidak mengenalnya.
“Andreee,, sini!” teriak Cerry. Kemudia sesosok pria muncul dari balik pintu kamar, seluruh sabatku heran dengan ketampanannya. Begitu pula aku, aku pun ikut heran sekaligus kaget. Ternyata pria kemarin yang memperhatikanku dan aku pun sempat curi-curi pandang padanya itu adalah Andre, sepupunya Cerry. Pantas aku tidak mengenalnya.
Aku tidak menyangka akan bertemu lagi dengan cinta
pertamaku. Jantungku berdetak begitu keras dan cepat. Dia memperkenalkan diri
dan menyalami satu persatu. Saat tangannya menyentuh tanganku, jantungku
semakin berdegup kencang. “Elsa.”kataku. “Andre.”jawabnya.
Beberapa saat setelah perkenalan, kami semua langsung akrab.
Tidak terasa hari menjelang sore, aku dan teman-teman bergegas pulang. Kami
pamit pada Cerry dan juga Andre.
Tepat pukul 08.00, saat aku akan pergi tidur, hp ku
berdering. Ada nomor yang tidak aku kenal menelfonku. “hallo, siapa
ya?”tanyaku. “hallo juga. Ini Elsa? Aku Andre.”jawabnya. “Oh kamu ndre, tau
nomorku pasti dari Cerry ya? Ada apa ndre?”tanyaku lagi.
“gak ada apa-apa ko, aku Cuma bete aja. Mau temani aku ngobrol?”kini giliran dia yang bertanya. “Iya, boleh.”kataku senang. Kurang lebih hampir satu jam Andre menelfonku.
“gak ada apa-apa ko, aku Cuma bete aja. Mau temani aku ngobrol?”kini giliran dia yang bertanya. “Iya, boleh.”kataku senang. Kurang lebih hampir satu jam Andre menelfonku.
Sejak pertemuan itu, hari demi hari aku dan Andre semakin dekat. Kadang dia menjemputku di sekolah.
Hingga suatu hari, dia menembakku. Aku sangat senang sekali,
karena akupun menyukainya. Hari itu kami pun jadian.
Pagi-pagi sekali, aku kembali mengawali rutinitasku dengan
menbuka jendela kamarku dan melamun. Kali ini yang aku renungkan bukan lagi
siapakah jodohku?
Melainkan kali ini adalah tentang awal pertemuan aku dan Andre pada acara perlombaan HUT RI hingga akhirnya aku jadian dengannya. Dan lamunanku buyar oleh teriakan ibuku. “Sa, cepet mandi ma sarapan.”. “iya bu,” jawabku dengan semangat.
Mulai sekarang, aku akan memulai hariku dengan penuh
senyuman dan cinta. Semua ini berawal berkat perlombaan hari kemerdekaan. Terima
kasih Indonesia, batinku.
Melainkan kali ini adalah tentang awal pertemuan aku dan Andre pada acara perlombaan HUT RI hingga akhirnya aku jadian dengannya. Dan lamunanku buyar oleh teriakan ibuku. “Sa, cepet mandi ma sarapan.”. “iya bu,” jawabku dengan semangat.
END
Referensi:
http://kaorichinen.blogspot.com/2013/01/hari-kemerdekaan-yang-tak-terlupakan.html