» » » » Cerpen Horor Singkat, Bersama Bintang

Cerpen Horor Singkat, Bersama Bintang - Cerita pendek yang satu ini merupakan cerpen horor yang masuk dalam kategori cerpen singkat. Ceritanya mengisahkan pengalaman seseorang dalam melihat penampakan mengerikan.

Cerita tersebut bagus dan menghibur dan tentunya menegangkan sekali. Bagi yang hobi dengan cerita horor bisa membaca cerpen berjudul "Menari Bersama Bintang" tersebut di website ini. Mau?

Kisah dalam cerpen singkat terbaru ini bercerita tentang pengalaman pahit seseorang gadis remaja yang melihat hantu - penampakan kepala yang beberapa kali muncul mengganggu dirinya. Pertama kali muncul penampakan itu tidak begitu menakutkan bahkan sedikit unik karena terdengar juga suara nyanyian dari penampakan tersebut.

Namun selanjutnya..... Pokoknya mengerikan, agar tahu bagaimana kisah selengkapnya dari Cerpen Horor Singkat tersebut mari kita baca langsung ceritanya di bawah ini.

Menari Bersama Bintang
By: Cerita Inggris Indonesia

Malam sepi, sendiri paling enak duduk di balkon atas rumah, menikmati pemandangan langit yang bertabur kerlip. Itu adalah kebiasaan sejak kecil yang selalu saja membuat aku terkena marah ayah. Wajar memang, aku adalah seorang gadis - meski sedikit tomboi.

Malam itu aku juga berniat mengasingkan diri dari segala alat elektronik, macam televisi dan sebagainya. Aku lantas naik ke balkon dengan membawa semua peralatan tempur, di tempat yang tidak terlalu luas itu aku selalu bisa merasa tenang dan damai apalagi di temani dengan berbagai cerpen kesukaan.

Biasanya aku senang menghabiskan waktu dengan membaca novel atau cerpen, sesekali aku juga bernyanyi di iringi suara gitar yang aku petik sendiri. Berada di ketinggian dan memandang lepas ke depan benar-benar menghibur. Dari atas sini kita bisa melihat banyak hal khususnya yang ada di seberang jalan depan rumah. Pernah suatu kali aku tertegun sampai hampir jatuh ketika menyaksikan drama romantis yang sangat mendebarkan.

Saat itu waktu masih sore, aku baru beberapa menit berada di sana. Tiba-tiba aku melihat dua orang keluar dari taksi - satu pria satu wanita. Bukan penampilan mereka yang menyita perhatian namun teriakan salah satu dari mereka.
"Cukup....cukup sampai disini saja hubungan kita, aku sudah muak denganmu...!"
"Kamu tidak bisa seenak hati seperti itu!! Aku memang mencintaimu tapi aku tidak mau diperlakukan seperti budak, apalagi sapi perah!!!"

Suara pertengkaran mereka samar-samar terdengar di telingaku, memang, meski sedikit jauh aku bisa menangkap apa yang mereka ributkan. Mereka adalah sepasang kekasih yang sedang bertengkar entah karena apa, aku juga kurang tahu.

Mataku dan telingaku masih saja tertuju pada mereka berdua yang belum beranjak tepat di mana mereka baru turun dari taksi yang mereka tumpangi tadi. Kendaraan sudah mulai sepi, aku mulai lebih jelas mendengar berbagai kalimat-kalimat yang keluar dari mulut mereka. "Mereka seperti anjing dan kucing", gumamku dalam hati. Tak berapa lama dari itu akhirnya mereka pun berlalu, satu pergi ke arah kanan dan satunya ke arah berlawanan.

Aku tertawa sendiri jika ingat kejadian tersebut, ada rasa kasihan tapi ada rasa geli yang sangat. Kejadian itu adalah salah satu kejadian yang lumayan melekat di pikiran ku. Setelah kejadian itu, saat baru sampai di balkon rumah pandanganku selalu menyapu halaman depan rumah bahkan sampai ke ujung jalan, berharap ada lagi satu kejadian yang bisa menemani ku malam itu.

Selain menantikan berbagai adegan di depan jalan aku juga sangat menikmati gemerlap langit yang penuh bintang. Bahkan terkadang aku membayangkan betapa senangnya jika aku bisa menyaksikan pemandangan seperti ini di seluruh hidupku. Bintang yang berkedip bisa memberikan harapan, ketenangan dan rasa puas diri, itu yang aku rasakan, tidak di besar-besarkan.

Saat kamu merasa sendirian
Lihat ke atas penuh bintang bertaburan
Saat kamu merasa kesepian
Raihlah satu bintang kau akan bahagia...
Menarilah menari bersama bintang
Di angkasa diantara ribuan
Gemerlap cahaya akan kau temukan
Salah satu bintang yang paling terang

Hari itu aku sedang tidak enak hati, ada sedikit peristiwa yang membuatku murung dan bersedih. Aku pun lantas langsung menuju singgasana ku tersebut. Saat itu aku tidak membawa apa-apa selain rasa kecewa dan galau yang membuncah.

Pulang sekolah tadi aku melihat Dandi, teman dekatku berboncengan mesra dengan Lita, itu yang membuat hatiku tiba-tiba gusar, ingin marah dan gundah. Mungkin aku cemburu atau apalah...yang jelas aku benar-benar sedang tidak enak hati sekarang ini.

Hatiku benar-benar gelisah sehingga tak ku sadari ada teriakan-teriakan kecil dari seberang jalan. Rupanya, di seberang jalan sedang ada beberapa anak perempuan yang bermain di pinggir jalan. Baca juga: cerpen singkat motivasi bangkit dari keterpurukan. Sepertinya mereka baru dari berbelanja, masing-masing tangan mereka membawa bungkusan plastik besar berlogo swalayan terkenal.

"Aku iri dengan mereka yang bisa keluar rumah sesuka hati, andai saja..." gumamku dalam hati. Lihatlah betapa bahagianya mereka, bercanda tawa dengan teman-temannya... Tak terasa air mataku meleleh....

"Braaak......." tiba-tiba terdengar suara mobil berdecit yang diikuti suara teriakan.
"Alamaak......" aku pun sangat terkejut, spontan tanganku pun menutup mulutku yang langsung menganga.

Naas, salah satu anak yang bermain di tepi jalan tadi tertabrak mobil, tak lama suasana pun gaduh.
Aku tak mampu berbuat apa-apa selain mengunci mulutku rapat-rapat, kakiku gemetar, "aku menjadi saksi atas kejadian tragis itu"

Keesokan harinya terdengar kabar bahwa anak tersebut telah meninggal dengan keadaan yang cukup mengenaskan. Lehernya patah, kakinya dan tangannya terpisah. Karena peristiwa itu hampir satu minggu aku tidak duduk di atas balkon lagi. Bukan karena takut namun karena sedikit ngeri jika harus menyaksikan kejadian serupa lagi.

Tapi kejadian itu tak mampu lama berbekas di pikiranku, aku pun kembali naik ke atas balkon kesayanganku tersebut. Entah, kali ini aku tidak merasa tenang, baru kali ini aku tidak merasa nyaman dan senang berada di balkon. Aku hanya tertunduk dan memegangi dagu meski saat itu bintang sedang sangat gemintang. Tak terasa pikiranku pun melayang jauh, terbang entah kemana...

Menarilah menari bersama bintang
Di angkasa diantara ribuan
Gemerlap cahaya akan kau temukan
Salah satu bintang yang paling terang
Lirik by: Anisa Rahma

Tiba-tiba aku terperanjat, aku seperti mendengar suara nyanyian dari kejauhan. Ku cari sumber suara itu, tak ada. "Semua penjuru telah ku lihat tapi dari mana asal suara nyanyian itu?"
Satu-satunya arah yang belum ku lihat adalah langit yang biru, aku langsung menengadahkan muka ku dan langsung duduk tersimpuh. Betapa tidak, aku melihat kepala-kepala remaja yang melayang-layang di angkasa.

Mataku terpejam, aku tak mampu bersuara sama sekali karena sayup masih terdengar nyanyian  itu. "Ah, aku pasti salah lihat", langsung ku buka mataku...
"Setan.....!" Bayangan kepala itu adalah milik gadis-gadis yang waktu itu temannya kecelakaan. Aku masih ingat salah satu wajahnya, ya wajah gadis yang tertabrak kemarin, ia tersenyum padaku.

Tak kuasa menahan rasa takut aku pun langsung berlari turun, meski penampakan wajah tersebut tidak menakutkan namun peristiwa seperti itu jelas tidak normal. Pasti ada yang salah, entah penglihatanku atau imajinasiku.

Keesokan harinya aku tidak berani beranjak ke balkon, dengan terpaksa aku melihat tv di ruang tengah.
"Tumben nonton tv..." sapa ayahku yang baru pulang kerja.
"Iya yah, lagi males, eh yah, memang di dunia ini benar ada hantu ya?" tanyaku pada ayah

"Kalau setan ada, tapi hantu tidak ada..." jawab ayah sambil berlalu
"Apa maksudnya", pikirku dalam hati.

Aku kembali teringat pada kejadian di balkon tersebut, entah mengapa timbul rasa penasaran dan ingin tahu apakah bayangan-bayangan kepala tanpa badan tersebut masih ada ada. Aku nekat naik ke balkon meski sedikit ragu.

Ku lihat sekeliling, sepi, maklum ini baru habis magrib, aku langsung duduk diperaduanku sambil membuka buku kesayanganku.
"Ternyata tidak ada lagi", gumamku sambil mencari-cari batas buku yang ku baca.

"Hi....kamu mencariku ya?, ayo sini, kita menari bersama bintang...."
Kaget, aku langsung berdiri karena mendengar ada suara gadis yang menyapaku. Tak ada siapapun.
"Aku disini, ditempat kemarin..." suara itu datang lagi.
Aku langsung melihat ke langit dan ternyata........

Penampakan kepala itu berdarah-darah.... seperti kepala yang pecah dan darahnya mengucur...
Aku langsung berteriak,....lari ke dalam....

Sontak seisi rumah pun berlarian menghampiriku dan menanyakan apa yang terjadi.
"Ada hantu"... jawabku singkat dan langsung lari menuju kamar bunda. Tak ada yang menyusul, hanya bunda yang kemudian menghampiriku dan tidur memelukku dengan mesra.

Itu adalah pengalaman mengerikan dalam hidupku, setelah saat itu, balkon menjadi tempat yang paling menakutkan bagiku. Aku meminta orang tuaku membongkar balkon tersebut agar aku tak lagi ingin ke sana.

Cerpen Horor Singkat, Bersama Bintang

Setelah balkon di bongkar, aku tak pernah lagi melihat indahnya bintang. Sejak saat itu tak ada lagi yang mengajakku menari bersama bintang. Aku bersyukur, waktu itu aku tidak menuruti ajakan itu, kalau tidak aku pasti sudah mati terjatuh dari balkon.

oOo

Itulah satu kisah yang akan menghibur kita hari ini. Jangan lupa, baca juga beberapa cerita pendek berikutnya yang sudah disiapkan. Masih ada beberapa judul lagi selain cerpen horor singkat di atas yang layak untuk kita nikmati. Kalau masih kurang bisa juga mencari tema-tema cerpen lain di bagian halaman depan. 

About Cerita Inggris Indonesia

Hi..! Cerita Inggris Indonesia adalah website yang berisi berbagai macam cerita dalam bahasa Inggris dan Indonesia. Disini ada cerpen, cerita rakyat, drama, cerita anak, narrative, legenda, cerita lucu dan banyak lagi cerita lainnya. Silahkan baca mana yang anda suka, terima kasih telah berkunjung...
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post